Tarif listrik prabayar lebih mahal setelah dihitung dibandingkan listrik pascabayar dan lebih membebani masyarakat kecil. Belakangan ini PLN gencar dalam menghimbau pelanggan untuk beralih pada penggunaan listrik prabayar.
Bukannya menyajikan beragam keunggulan yang ditawarkan, kenyataannya dana yang harus dikeluarkan oleh pelanggan justru lebih besar dibandingkan sebelum beralih pada listrik prabayar.
Yang menjadi suatu keanehan di beberapa wilayah ada pelanggan yang mendapatkan surat yang mengharuskan mereka beralih dari listrik pascabayar menjadi listrik prabayar.
Memang sebelumnya banyak masyarakat memberi dukungan terhadap program tersebut dikarenakan keunggulan yang ditawarkan dan lagi pula mereka pun masih awam mengenai program tersebut.
Listrik Prabayar Lebih Mahal,Kenapa??
Akan tetapi setelah satu bulan banyak kalangan masyarakat yang mengeluhkan pengeluaran untuk biaya tagihan listrik semakin besar. Amati perhitungan berikut, masyarakat dikenakan biaya sebesar Rp 20.000 untuk pemasangan alat listrik prabayar yang digantikan dengan token/pulsa 33 kWh.Baca Keuntungan Listrik Pasca Bayar
Dapat dikatakan biaya pemasangan tersebut gratis, sebab digantikan token/pulsa listrik. Lalu masyarakat membeli token sebesar Rp 100.000 melalui ATM atau setara dengan 158 kWh setelah dipotong biaya administrasi bank dan PPN sebesar Rp 5.000. Sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 120.000 untuk 191 kWh (33 kWh + 158 kWh).
Lalu setelah dibandingkan dengan Simulasi tarif listrik pascabayar yang dicoba pada halaman www.pln.co.id.
Untuk penggunaan 191 kWh dengan umumnya tarif golongan rumah tangga 900 VA hanya memerlukan biaya sebesar Rp 105.145 sudah termasuk beban. Dapat diketahui bila tarif listrik prabayar lebih mahal.
Namun berikut kami sampaikan beberapa keunggulan listrik prabayar.
- Tak ada pencatatan kWh meter
Memang tak ada pencatatan dari pihak PLN, masyarakat hanya perlu membayar biaya listrik prabayar melalui ATM.
- Tak ada sanksi pemutusan listrik
Tentunya tak ada sanksi pemutusan listrik dikarenakan masyarakat memang mengelola kebutuhan listrik mereka sendiri.Baca Perbedaan kWh Meter Prabayar dan Pascabayar
- Tak dikenakan biaya bulanan
Kenyataannya biaya listrik prabayar lebih mahal dibandingkan listrik pascabayar walaupun biaya listrik pascabayar yang dibayarkan telah termasuk beban.
- Tarif listrik prabayar sama dengan tarif listrik pascabayar
Kenyataannya tarif listrik prabayar lebih mahal bila dibandingkan dengan tarif listrik pascabayar. Tarif listrik prabayar setara dengan Rp 628 per 1 kWh (Rp 120.000 dibagi 191 kWh), sementara tarif listrik pascabayar setara dengan Rp 550 per 1 kWh (Rp 105.145 dibagi 191 kWh).
Ini memang perhitungan kasar dikarenakan biaya administrasi bank, PPn dan beban bulan dimasukkan dalam perhitungan, namun tetap saja harga per kWh listrik prabayar lebih mahal.
- Kemudahan dalam membeli token listrik
- Mengelola pemakaian daya listrik sendiri
- Pembelian token dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing pelanggan
- Privasi yang tak terganggu dikarenakan tak ada petugas PLN yang melakukan pencatatan meter listrik
Baca dulu: Hemat Mana Listrik Prabayar atau Pascabayar
Namun bisakah pelanggan meminta untuk kembali menggunakan listrik pascabayar? Seharusnya bisa sebab ini merupakan hak pelanggan untuk memutuskan, dikarenakan listrik prabayar lebih mahal. Oke semoga bermanfaat.